10 October 2008

MOMENTUM KETUHANAN - 10

Kemudian Tuhanpun melanjutkan sabdanya kepada otak Adam yang memang telah dicerahi sejak dari awal penciptaannya untuk mau pula menjalani destinynya:
“KUN…otak…!, mulai pulalah jalani nasibmu sebagai alat-Ku yang berguna bagi Adam untuk menyimpan segala pengajaran-Ku kepadanya. Kau wahai otak tenang-tenang sajalah. Akulah yang akan merendamu. Akulah yang akan mengukirmu. Aku yang akan menarok pengetahuan itu kepadamu melalui aliran melihat dan mendengar yang telah Ku alirkan kepada mata dan telinga Adam. Aku yang akan menulisimu dengan tinta hormon dan enzim tertentu yang Ku alirkan pula melewatimu. Ya…, Akulah yang akan membentuk anyaman ingatan atas peristiwa-peristiwa itu yang akan menjadi jalinan ilmu pengetahuan Bagi Adam sebagai bekalnya untuk menjawab segala problematika kehidupan yang akan dihadapinya kelak.
Tenang-tenang sajalah engkau wahai otak seperti tenangnya jantung, tenangnya paru-paru, tenangnya aliran darah, tenangnya ginjal menghadap patuh kepada-Ku. Tidakkah kau lihat wahai otak, bahwa jantung itu bergerak hanya karena Aku telah mengalirkan gerak kepadamu yang kemudian engkau teruskan gerak itu ke jantung, ke paru-paru, ke ginjal, dan kesegenap aliran darah Adam. Tepatnya, engkau tidak perlu capek-capek sedikitpun untuk menjalankan tugasmu untuk menyimpan file-file semua pengetahuan yang Kualirkan kepada mata dan telinga Adam. Aku yang akan menganyammu.
Demikianlah…, dengan melalui kombinasi-kombinasi yang sangat tepat dan akurat antara aliran melihat yang melewati mata Adam dan aliran mendengar yang menyusupi telinga Adam, maka otak Adampun diaktifkan bagian perbagian untuk kemudian dianyam dengan sangat teliti oleh Sang Maha Pengayam menjadi simpul-simpul pengetahuan bagi Adam. Ya…, tiba-tiba Adam dialiri pengetahuan tentang hubungan titik-titik kehidupan dialam semesta ini. Adam dialiri oleh aliran TAHU yang cemerlang yang selalu akan berkembang seiring dengan hirupan keluar masuk nafasnya. Tahu inilah yang akan dipakai oleh Adam sebagai senjata saktinya dalam menjalankan fungsinya sebagai Duta Istimewa Tuhan. Benar…, TAHU ini sedang menunggu pemanfaatannya ditangan Adam.
“Namun begitu, sadarilah wahai Adam…, TAHU itu adalah milik-Ku yang Ku alirkan kepadamu. Kau hanya menerimanya saja dari-Ku kesemuanya itu. Sadarilah itu…”, sapa Sang Maha ‘ALIM masuk sangat lembut kerelung kesadaran Adam dan langsung meruntuhkan kesombongan Adam.
Dalam selang hanya hitungan sehirupan nafas, Allah pun menarok sabda-Nya yang penuh daya dorong yang dahsyat kedalam DADA Adam:
“KUN Adam…!. Diamlah sejenak wahai Adam…, amatilah dadamu, sudurmu itu. Sekarang didadamu telah kutarok pula Kehendak-Ku. Kau mulailah memintal pakaianmu, Kau mulailah menanam sayur-sayuran, buah-buahan, dan makananmu. Kau mulailah membangun rumahmu. Kau mulailah berlayar. Kau mulailah merenda dan melukis muka bumi ini dengan bekal tahu yang telah kualirkan kepadamu. Mulailah…!. Aku telah siapkan DAYA dari-Ku agar engkau bisa melaksanakan semua Kehendak-Ku itu. Karena Aku memang ingin merangkai peradaban umat manusia ini sebagai tempat-Ku mencurahkan kasih sayang-Ku kepada Alam semesta ini.
Lalu Aku aliri dirimu dengan Daya-daya yang datang dari Ku itu. Dan Daya dari-Ku itulah yang telah membuatmu bisa BERGERAK. Dengan Daya dari Akulah kakimu bisa melangkah kegaris tujuanmu. Dengan aliran Daya dari Akulah tanganmu bisa bergerak. Kau tinggal bersandar saja pada Daya-daya-Ku itu. Dengan Daya dari-Ku jugalah kau bisa merangkai logika demi logika berdasarkan file pengetahuan yang telah Ku alirkan kedalam otakmu. Dengan Daya dari-Ku kau lalu seperti bisa merencana, menyusun hubungan sebab dan akibat atas persoalan-persoalan yang nantinya kau hadapi”.
“KUN Adam…!. Diamlah sejenak wahai Adam, lihatlah kembali dadamu. Aku telah simpan pula disana Kehendak-Ku agar kau punya keinginan untuk berkembang biak. Ku tarok disana rasa sayang dan cintamu kepada Istri-istrimu. Tidak hanya itu, untuk terlaksananya Kehendak-Ku itu, maka Aku juga telah membekalimu dengan DAYA dari-Ku yang menyelimuti FARJI mu. Ku lengkapi Farji mu itu dengan aliran kekuatan dan rasa enak yang akan membuatmu mabok dan akan menggiringmu untuk selalu memenuhi keinginan-Ku dalam mengembangbiakkan umat manusia ini”.
“Akan tetapi…, hati-hatilah wahai Adam. Daya itu adalah milik-Ku…!. Janganlah engkau sekali-kali menjadi sombong dan angkuh atas daya milik-Ku itu” sabda Sang Pemilik Daya, Sang Maha Kuat, dengan sangat tegas.
“KUN Adam…!, siapkanlah dadamu dengan diam. Aku akan isi pula dadamu dengan berbagai perasaan. Aku akan tarok didalam dadamu itu rasa cinta, rasa bahagia, rasa enak, rasa luas, rasa rela, rasa tenang. Dan sekaligus Aku juga akan menarok didalamnya rasa-rasa lainnya yang berlawanan, seperti rasa takut, rasa rasa benci, rasa marah, rasa iri, rasa sempit, rasa tersiksa, rasa terpaksa. Segala rasa ini ada gunanya bagimu. PASTI. Karena rasa-rasa itu tadi adalah sebagai indikator system peringatan dini (early warning system) atas segala pemenuhan dan pelaksanaan “Kehendak” yang Ku tarok kedalam dadamu.
Karena…, ingatlah bahwa Aku lah yang memberi petunjuk dan Aku pulalah yang menyesatkan umat manusia ini. Akulah yang mengilhamkan kedalam dirimu akan perilaku KEFUJURAN dan Aku pulalah yang mengilhamkan kedalam dirimu akan perilaku KETAQWAAN. Oleh sebab itu hati-hatilah. Aku memang Maha Berkehendak dengan cara-Ku sendiri.
Nanti wahai Adam…, setiap kau Ku aliri dengan sebuah kehendak dari-Ku, maka buru-burulah amati sinyal yang dipancarkan oleh dadamu yang mengiringi munculnya kehendak Itu. Disitu ada peringatan. Karena sinyal tentang rasa kefujuran itu sangat jelas rasanya. Sama jelasnya dengan sinyal tentang rasa ketaqwaan. Jelas sekali..!!. Kedua sinyal yang berlawanan itu tidak akan pernah bersatu sampai kapanpun. Karena saat kau Ku aliri dengan ilham ketaqwaan dari-Ku, maka saat itu pula kau sebenarnya tengah Ku singkirkan dari ilham kefujuran.
Akhirnya…, dengan segenap rasa rela, lalu Adam menjalankan tugas kedutaan istimewanya dengan menyandarkan matanya kepada aliran melihat dari Tuhan, telinganya kepada aliran mendengar dari Tuhan, otaknya kepada aliran Tahu dari Tuhan, sehingga Adam tidak lagi direpotkan sedikitpun oleh semua fasilitas fisiknya untuk meramaikan dunia itu.
Tidak hanya itu…, untuk berkehendakpun, Adam tidak usah capek-capek lagi. Kehendak demi kehendak ditarok oleh Allah kedalam dadanya. Kehendak untuk membangun, berkarya, berkreasi, menghancurkan, merusak, dan lalu merencana serta membangun lagi. Kehendak untuk berkembang biakpun mengalir dengan deras ke dalam dada Adam.
Untuk melaksanakan kehendak demi kehendak itupun Adam hanya tinggal bersandar saja kepada Daya-daya yang telah difasilitasi oleh Tuhan. Bahkan untuk sekedar merasakan hasil atas terlaksananya kehendak demi kehendak itu, Adam juga hanya bersandar saja kepada RASA yang ditarok oleh Allah kedalam dadanya.
Sungguh Adam telah menjadi duta istimewa dari Dzat yang Maha Melengkapi segala sesuatu bagi dutanya. Ternyata Adam menjalankan tugasnya hanya semata-mata dengan bersandar pada kesibukan Tuhan. Bertengger diatas Daya Momentum Ketuhanan. Karena memang Adam telah menjadi duta Tuhan yang sebelumnya telah DICELUP (di shibghah) oleh Tuhan Sendiri.
“Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah”, (Al Baqarah 138).
Bersambung (sumber: milis patrapmania)

No comments: