10 October 2008

Momentum Ketuhanan - 13

2. Tugas kedua kita yang tak kalah pentingnya adalah: bagaimana agar kita bisa menjaga OTAK kita ini untuk tidak dimonopoli oleh file-file pemikiran dan persepsi yang amburadul, ngeles, ruwet, murahan dan rendahan yang hasilnya juga pasti akan membawa kita sendiri maupun orang lain kepada keburukan, keangkaramurkaan, dan kesengsaraan. Boleh memang kita tahu tentang persepsi yang rumit-rumit maupun yang rendahan sekalipun, akan tetapi jadikanlah kesemuanya itu hanya sebagai bahan pembanding saja.

Isilah otak kita dengan file-file segala pengetahuan yang memenuhi pojok-pojok jagad raya ini. Kita bebas saja memilih mana-mana yang ingin kita pakai sebagai bekal kita dalam menjalankan fungsi kekhalifahan kita di muka bumi ini. Amatilah seluk beluk alam semesta ini. Bacalah angin, gunung, segala tumbuhan, dan binatang berjasad renik sampai dengan dinosaurus. Telitilah cahaya, unsur-unsur, atom, proton, netron, dan gaya-gaya yang memegang alam semesta ini. Galilah perut gunung, telusurilah lembah yang terdalam dan panjatlah puncak dunia yang penuh dengan tebaran ratna mutu manikam. Tengok pulalah diri kita sendiri, tubuh kita, dada kita, otak kita, jantung kita, darah kita, jiwa kita yang memang sangat sempurna ini. Ternyata semuanya adalah ayat-ayat Tuhan, tulisan Tuhan, omongan Tuhan dengan cara yang sangat pasti dan sangat jelas sekali. Semua tidak ditutup-tutupi Tuhan sedikitpun.

Juga…, saat kita bingung dengan berbagai masalah kesehatan, perekonomian, kebudayaan, atau masalah peradaban lainnya, maka Tuhan pun akan menjawabnya dengan jawaban KEKINIAN. Selalu ada jawaban Tuhan buat mengobati kegundahan kita atas peran peradaban yang sedang kita jalankan. Dan jawaban Tuhan itu PASTI SELALU BARU, up to date, sesuai zaman, dan selalu lebih baik dari solusi-solusi masa lalu yang telah Dia beritahukan sebelumnya. Tidak mungkinlah Dzat Abadi, Yang Maha Terdahulu dan Maha Terakhir, ALLAH, akan memberikan jawaban yang OBSOLET untuk masalah-masalah yang kita hadapi saat ini dan yang akan datang. Nggak lah…!.

Misalnya, saat kita bingung tentang masalah catat-mencatat ketika kita bermu’amalah seperti yang diperintahkan Tuhan secara sederhana dalam surat Al Baqarah ayat 282, yang ternyata semakin rumit saja karena volume dan intensitasnya yang meningkat sangat luar biasa, maka Tuhan lalu mengalirkan jawaban demi jawabannya ke dalam otak kita. Jawaban Tuhan itu adalah dalam bentuk pengertian-pengertian yang kemudian melahirkan ilmu akunting, ilmu hukum, ilmu komputer, ilmu sosial, dan sebagainya.

Begitu pun dengan masalah-masalah kita yang lainnya, Tuhan akan tetap menjawab setiap permasalahan kita itu dengan mengalirkan pemahaman demi pemahanan baru ke dalam otak kita. Sehingga kemudian lahirlah berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu aordinamika, ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu perdagangan, dan ilmu sosial, adalah sedikit saja dari sekian banyak ilmu-ilmu pengetahuan yang dihamparkan Tuhan yang bebas kita punguti sesuai dengan peran yang akan kita pilih sebagai bekal kita untuk mewujudkan kehendak demi kehendak yang ditarok Allah ke dalam dada kita.

Dengan bekal file-file ilmu pengetahuan inilah kita akan menentukan peran seperti apa yang akan kita jalankan sebagai khalifah Tuhan di muka bumi ini. Kehendak demi kehendak misalnya untuk berkarya, untuk membangun, untuk bisa memberi manfaat bagi orang lain, dan berbagai kehendak universal lainnya, baru akan terwujud kalau ada file tentang cara-cara pelaksanaannya di dalam otak kita.

Untuk memenuhi kehendak pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan, misalnya, ada orang yang file di dalam otaknya berisikan cara-cara berdagang, atau menjadi dokter, atau menjadi ahli hukum, atau dengan cara-cara buruk lainnya seperti mencuri, korupsi, merampok, dsb. Nanti… berdasarkan file cara-cara yang ada di dalam otak kita inilah kita akan didorong oleh Tuhan ketika kita ingin memenuhi kebutuhan hidup kita.

Oleh sebab itu hati-hatilah kita dalam memasukkan file-file cara dan metoda menjalani kehidupan ini ke dalam otak kita. Karena…, begitu suatu cara kita masukkan ke dalam otak kita dan kita binding pula kepada cara tersebut, maka saat itu juga kita sebenarnya tengah memilih peran yang akan kita jalankan dalam kehidupan kita ini. File-file pengetahuan itulah yang akan menentukan peran peradaban seperti apa akan kita pilih.

Nah…, siapapun yang berhasil membaca kalimat-kalimat Tuhan, bahasa dan omongan Tuhan yang digeletakkan Tuhan begitu saja di sembarangan tempat di alam semesta ini, maka dialah yang yang akan menguasai dunia ini. Dia akan menguasai peradaban. Sedangkan siapa pun yang LALAI, siapapun yang tidak mau membaca (IQRAA) bahasa dan omongan Tuhan, walau hanya di sebatang pohon pisang sekali pun, maka dia akan menjadi penonton saja, atau paling tinggi dia hanya akan menjadi pengekor saja dalam menyusun peradaban umat manusia ini. Kasihan sekali sebenarnya…!.

Yang tak kalah pentingnya berkenaan dengan file yang harus kita simpan di dalam otak kita adalah file tentang RASA HATI (SUASANA, HAL, KEADAAN) yang mengalir di dalam DADA kita dalam merespon suatu aktivitas yang kita lakukan maupun peristiwa-peristiwa yang menimpa diri kita. Rasa-rasa itu, yang dinamakan orang juga sebagai suasana emosi seseorang, adalah rasa bahagia, sedih, jijik, takut, marah, dan terkejut. Inilah yang disebut sebagai enam bentuk emosi dasar umat manusia yang sangat universal. Siapa pun akan dapat merasakannya tanpa terkecuali.

Ketika kita membantu orang lain, kemudian ada rasa bahagia yang mengalir di dalam dada kita yang kalau dibahasakan bisa saja disebut sebagai rasa senang, simpati, empati, cinta, atau apa sajalah istilahnya, maka rasa bahagia itu lalu disimpan di dalam otak kita untuk kemudian di retrieve dan dialirkan kembali kedalam dada kita tatkala kita membantu orang yang lainnya lagi.

Hal yang sama juga akan terjadi seperti itu untuk peristiwa emosional yang lainnya. Ketika kita beraktivitas atau dikenai sebuah aktivitas, lalu ada suasana berupa rasa sedih yang mengalir ke dalam dada kita yang pada puncaknya bisa saja membuat kita menangis, maka suasana sedih itu akan disimpan pula di otak untuk dimanfaatkan di lain waktu. Rasa jijik, takut, marah dan terkejut yang muncul di dada kita yang ekpresinya sangat jelas di wajah kita, dan puncaknya juga bisa menimbulkan rasa tangis, juga akan berulang di lain waktu sebagai respon terhadap apa-apa yang kita lakukan berikut-berikutnya.

Kejadian pengambilan ulang file-file suasana-suasana RASA HATI ini persis sama dengan proses saat kita makan jeruk nipis yang sangat asam. Cuma alat yang dipakai saja yang berbeda. Kalau untuk merasakan masalah-masalah emosional alatnya adalah DADA, maka untuk menyicipi rasa suatu benda alatnya adalah LIDAH. Makanya…, sekali kita makan jeruk nipis, dan lidah kita dapat merasakan sentuhan rasa asamnya, maka di lain waktu kita akan bisa memanggil kembali rasa asam itu walau hanya dengan sekedar melihat orang lain yang memakan atau mengupasnya. Iiiicchh…, ngiler juga !.

Bersambung (sumber: milis patrapmania)

No comments: