10 October 2008

Momentum Ketuhanan - 2

MOMENTUM AWAL…

Dari DIAM Abadi…

Sebelum ada segala sesuatu…,

Tidak ada rupa tidak ada warna…,

Yang ada adalah Wajah Tunggal Yang Meliputi…,

Kemudian Wajah Itu menarok Momentum Awal.

Melewati sebuah Kehendak yang Tegas:

“Aku ini perbendarahaan tersembunyi,

kemudian Aku ingin dikenal,

Kemudian Aku menciptakan makhluk-Ku,

Dengan Allah-lah mereka mengenal Aku…”. (hadist qudsi)

Dan…, sejak Kehendak ingin dikenal itu ditabuh oleh Sang Wajah Tunggal Maha Meliputi: “KUN (Jadilah)”, maka Momentum Awal untuk sebuah proses penciptaan Maha Raksasa segera menggelinding tak tertahankan: “FAYAKUN (maka Jadilah)”. Dan proses terbentuknya pohon kejadian demi kejadian itu TEPAT berada dalam Liputan Wajah-Nya, Liputan Dzat-Nya, sehingga secara otomatis dan tepat pula semua itu berada dalam liputan Sifat-Nya, Kekuasaan-Nya, Kekuatan-Nya, Pengetahuan-Nya. “Adalah dari Aku kesemuanya itu…!”, kata-Nya dengan Angkuh.

Lalu agar supaya kita tidak lupa akan liputan dan peran Sang Maha Meliputi tersebut atas semua ciptaan-Nya, maka Dia lalu meninggalkan dua buah catatan kecil di dalam Al Qur’an yang memang diharapkan akan bisa menjadi peta bagi kita umat manusia ini dalam menjalani hidup kita. Catatan kecil itu adalah: “…Sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu (Al Fushilat 54)”. “…Dan adalah Allah Maha Meliputi segala sesuatu (An Nissa 126)”.

Lalu segala sesuatunya tumbuh dan bermunculan dari Liputan Wajah Sang Meliputi itu untuk membentuk Kreasi-kreasi yang tak terbatas dalam bentuk peradaban demi peradaban lengkap dengan segala pernik-perniknya. Dan kesemuanya itu berlangsung dalam jangka waktu yang tak henti-hentinya pula. Fajar telah merekah bagi sebuah kesempurnaan Maha Kreasi dari Sang Maha Kreator Tunggal, ALLAH …!.

Lalu segala sesuatunya itu, sebutlah apapun juga, haruslah tunduk dan patuh, suka ataupun tidak, rela ataupun tidak, kepada Dzat Yang Maha Meliputi itu. Ya…, segala sesuatunya itu HARUSLAH TAKLUK untuk digerakkan SEARAH dengan Kehendak Allah, Sang Maha Kreator. Keharusan takluk segala sesuatu kepada alunan Kehendak Gerak Allah ini kemudian dalam istilah agamanya disebut dengan “IKUT SUNATULLAH”. Bumi ikut mau-Nya Allah, Air ikut mau-Nya Allah, Tumbuhan ikut mau-Nya Allah, Jantung ikut mau-Nya Allah, Nafas ikut mau-Nya Allah, Darah ikut mau-Nya Allah. Ya…, alam semesta ini, semuanya, termasuk tubuh kita ini ternyata ikut mau-Nya Allah, takluk kepada Allah. Makanya kalau kita, atau siapa sajalah, ingin coba-coba melawan alam, merusak alam, menghancurkan alam, merusak jantung, mencemari paru-paru, mengacaukan aliran darah, maka itu sama saja artinya kita tengah melawan dan menantang Allah. Dan akibatnya pastilah kita akan dilibas oleh alam dan tubuh kita itu sendiri. Ya…, kita akan dihancurkan oleh alam itu, kita akan disiksa oleh jantung, kita akan dirongrong oleh paru-paru dan aliran darah kita. Karena memang alam dan tubuh kita ini bawaannya (fitrahnya) adalah akan selalu persis sama dengan Fitrah Tuhan. Semua berada dalam kepatuhan mutlak (the ultimate obedience) atas Kehendak dan Kendali Gerak Tuhan….!!!.

Bersambung (sumber: milis patrapmania)

No comments: